Di Pulau Seribu, Indonesia, hutan mangrove tenggelam dalam plastik, paru-paru alam tersumbat oleh limbah kita. Ini bukan hanya polusi, tetapi gejala dari konsumsi berlebihan dan sistem yang rusak.
Daur ulang? Itu hanya plester, bukan obatnya.
Itulah mengapa GIZ Indonesia & ASEAN dan Divers Clean Action bergerak ke hulu:
- Melarang plastik sekali pakai
- Mendorong penggunaan produk isi ulang oleh Alner
- Meningkatkan kesadaran konsumen
Berani? Ya. Mudah? Tidak. Tapi perubahan nyata membutuhkan kita untuk berhenti menganggap daur ulang sebagai solusi ajaib.
Kami melihatnya langsung, perubahan perilaku akan lambat, tapi itu satu-satunya jalan ke depan.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah produk isi ulang dan pencegahan bisa memutus siklus plastik di Indonesia?
Di Veritas Edukasi Lingkungan, kami bekerja untuk memperkuat solusi hulu melalui edukasi tentang sampah dan pemberdayaan komunitas.
Jika Anda berada di bidang yang serupa atau ingin tahu cara berkolaborasi dengan kami, kirim email ke info@vel.earth
Recycling won’t save us, especially not here.
At Pulau Seribu, Indonesia mangroves are drowning in plastic, nature’s lungs clogged by our waste. This isn’t just pollution, it’s a symptom of overconsumption and broken systems.
Recycling? It’s a band-aid, not a cure.
That’s why GIZ Indonesia & ASEAN and Divers Clean Action are pushing upstream:
- Banning single-use plastics
- Promoting refillables by Alner
- Raising consumer awareness
Bold? Yes. Easy? No. But real change demands we stop kidding ourselves about recycling as a silver bullet.
We saw it firsthand, behavior change will be slow, but it’s the only way forward.
What’s your take? Can refillables and prevention break Indonesia’s plastic cycle?
At Veritas Edukasi Lingkungan, we’re working to strengthen upstream solutions through waste education and community empowerment.
If you're working on similar challenges or want to explore ways to collaborate, email us at info@vel.earth

Deborah Kezia
|
VEL News
5 days ago